Selasa, 24 Juni 2014

Berfikir negatif, khawatir ...berfikir positif,tenang..

Uuuhhh...sedihnya..udah nulis panjang banget..eeeeeehhhh hilang begitu aja gara2 ngelirik yang lain...
Padahal yang namanya menelurkan kata2 dan merangkainya dalam kalimat lengkap itu aduhai susahnya.
Tapi okelah,apa mau dikata. Semua kalimat sudah hilang. Mau tidak mau harus mencipta pengganti. Mulai dari sekarang. :-)

Huum.  Kisah terhapusnya tulisan saya, membuat saya jadi menerapkan judul di atas langsung menjadi cermin.
Negthink » khawatir... Posthink » tenang.
Iya banget.
Tadinya saya begitu cemas..jangan2 saya tidak mampu mencipta paragraf seperti sebelumnya,padahal paragraf yang hilang sudah tersusun sedemikian rupa. Jangan2 saya sudah gak asik untuk merangkai kata. Jangan2 ...jangan2... Jangan2...
Huupp...itu sangaaaatt sering saya alami. Sampai keseringannya,saya jadi sangat malas menulis..hehehe lebih tepatnya menjadi malas berfikir. Nah parah banget. Karena saya berpendapat kalau saya sudah lelah berpikir dan eeehhh tiba2 dgn enaknya hilang ditelan apa aja...hmm sakiiittt...

Padahal,ternyataaaaa..ada ilmu yang saya dapat setelah itu.
Seperti,saya harus jauh hati2 memperhatikan gerakan tangan saya,,eh jangan2 tangan saya terlalu aktif dan mengakibatkan pencet sana pencet sini yang tidak bermanfaat..atau malah kepencet yang lain. Mungkin lagi, tulisan saya sebelumnya bisa memicu orang lain berfikir aneh, yang buruk akibatnya buat saya. Atau,memang sebetulnya gak terlalu pantas dibaca.
It's oke. Saya bisa terima.
Dan ternyata kekhawatiran saya menjadi tidak terbukti. Hmmm...saya bisa sangat lancar bereksperimen dengan huruf2 cantik.

Yip yip yip.
Hmm sebenarnya,judul di atas itu untuk menggarisbawahi tentang kisah hidup saya yang yaaaa sedikit kompleks lah. Sebut saja kisah percintaan. Hehehheheh.
Jujur saja, untuk kisah cinta, dari jaman saya sangaat unyu2 sampai sekarang masih tetap unyuuu, hmm lebih sering ke arah negthink..yang akan menghasilkan satu kekhawatiran sangat besar.
Seperti misalnya, sebenarnya,,-teman yang memiliki perhatian lebih kepada saya-(akan kita sebut Mister) gak terlalu bermasalah ketika saya keluar jalan2 dengannya hanya pakai sandal jepit. Tapi eh tapi tapi..sisi sebelah kiri belakang saya (kita sebut Noda) berbisik,"Non,masa iya sih jalan2 sama Mister pakai sandal jepit? Gak malu apa kalau ketemu teman kantormu? Eh kalau teman kantormu masih mending..kamu bisa ngeles semau kamu.. Tapi kalau kepergok bosnya Mister gimana? Apa gak sama aja kamu jatuhin reputasi Mister? Bisa malu tujuh abad lo Mister. Dan parahnya lagi...kalian bisa game over.... Gak mau kan ?"
Hmm..berbihan ga sih??? Bisikan seperti di atas tuh sering banget namu.. Itu mah cuman contoh kecil. Tapi bayangin aja,perkara sandal jepit yang belum dipakai aja bisa jadi sinetron yang punya 100 episode. Ngeri kan.

Padahal, bisikan di sebelah kanan belakang udah beda lagi. (yang ini kita sebut Deterjen). Si deterjen sih gak bisik2, dia lebih cool, "Hmm.. Salah apa ya sandal jepit dibawa2?? Malah jadi sandal hitam?? (bukan kambing hitam,karena memang bukan kambing). Terus kenapa kalau ketemu teman ? Dan kenapa pula kalau sampai kepergok bos?Noh, pribadi seseorang itu tidak bisa dinilai mentah2 hanya dari orang tersebut pakai sandal jepit keleeesss. Bisa jadi tuh bos malah jadi salut dengan penampilan sederhana kamu. Bisa jadi lagi temen kamu berpikir bahwa kamu sangat bisa menikmati kehidupan pribadimu. Kamu sangat bisa menempatkan diri."

Naaaahhh looo...mana yang lebih asik dipilih saat si sandal jepit jadi tema untuk tiap episode?
Ya ya ya..
Berpikir lama.. Butuh perenungan agak panjang. Perlu juga pengakuan dosa pada diri sendiri. Bahwa ini bahwa itu...

Lalu..setelah menarik nafas panjang..lalu dihembuskan..dan membaca sebaris doa ..dan tercetuslah pilihan. Baiknya setuju dengan apa yang disampaikan Deterjen. Lagipula kata mama, Deterjen itu sangat ampuh menghilangkan Noda. Jadi....masih salah pilih???? Kemon...

Yes yes yes yes.
Wolessss..saya gak nyontohin kalau harus segera pilih cepat2 kok. Toh bisikan si Noda mungkin juga akan terjadi.. Tapi..perlu diingat,kalau kita ikuti alurnya Noda, makaaaa apa yang kita lakukan adalah hanya kita menuruti keinginan Noda. Laaaa sekarang yang jadi pertanyaan itu..Siapa Noda???  Mister aja gak kenal..
Lalu, masih penting kah Noda?? Gak. Karena jelas sudah lenyap dilahap deterjen. Dan Mister gak berpikir seperti Noda.
Walaupun tidak tahu apa pendapat Mister,pasti Mister punya episode tersendiri. Dan itu jauh lebih oke ketimbang episode Noda.

Lalu.....masih simpan rasa khawatir??
Sudah bukan saatnya deh kayanya...
Yuukkkk rangkul aja sikap berpositif ria..supaya ketenangan akan terus disisi kita...

Salam Cantik..
(inspired by 4nc1's story)

Sabtu, 21 Juni 2014

Mengapa begitu?

Iyah...sebuah pertanyaan timbul..mengapa begitu?
Yah...itu karena ada alasan.
Ada kalanya alasan itu tepat,akurat,benar,terpercaya.
Tapi adakalanya alasan hanya dibuat-buat..supaya ada jawaban.

Tadi sore,ditengah perjalananku pulang,aku melihat dan bertanya,"mengapa?"
Lalu kujawab seketika,"itu karena,sebuah tanggungjawab. Tanggungjawabnya terhadap diri sendiri dengan Tuhannya." sesederhana itu. Seberat itu.

Rabu, 21 Mei 2014

..... tak tau judul ......

Malam mulai klimaks
Aku tertegun dengan udara yg terhirup hari ini
Menenangkan, tapi tak kupungkiri, banyak kisah yang meresahkan hati.
Satu kebahagian indah tercetak di halaman.
Lalu menunggu keputusan. Menanti kepastian.
Aku sudah bersiap ketika itu datang padaku.
Tapi ternyata rasanya sangat aneh seperti ini.
Tidak sesak juga tidak melegakan.

Iyaaaaaaahhhh.....aku hanya butuh meng iya kan..lalu semua beres....iya kan?
Kenapa harus berfikir ini berfikir itu? Belum tentu berguna untuk lain waktu.
Oh.....ngobrol ngalur ngidul belum tentu banyak makna, bisa saja hanya dengan satu dua kata tercipta hikmah..
Satu dua tiga....kenapa ......?
Karena, supaya.......

........
Sedikit atau banyak kata tak lagi penting.
Aku dan dia ,mereka hanya butuh mendengar "IYA" selesai,itu saja.

Kamis, 28 November 2013

Mau ku ingat

27 Mei 2012
Hanya ingin sekedar kuukir tanggal ini..
agar
...apabila aku tak mampu mengingat,setidaknya masih ada yang berbekas..

Selasa, 01 Oktober 2013

TAKUT MATI itu berarti SUDAH MATI saat itu juga



Rahasia di balik seragam loreng :
Sebelum tahu rasanya mengenakan seragam ini, hatiku sangat ingin dan penasaran..  seperti apa sih hebatnya??  Juga seberapa kerennya saya ketika berhasil mengabadikan diri sendiri dan ber pamer ria menunjukkan hasil jepretan temen saya ini kepada khalayak umum (huehehehe... berasa super terkenal).

Dan ternyata, setelah saya pilih-pilih yg size nya oke (walaupun ga ada satupun yg pas dgn ukuranku), setelah semua komplit... mulai deg-deg an euy...
Apalagi teringat dengan temenku yang nangis sesenggukan meluk temennya setelah melepas kegagahan si loreng, duh jadi ciut juga.  Apa ya.... yang akan terjadi padsaya beberapa detik kemudian??

Setelah kita berkumpul satu team, dan dapat pengarahan satu dua tiga, kami diperbolehkan MAJU ANGKAT SENJATA...!!!
Dengan keberanian sangat seadanya (alias ciut), saya berusaha mengobarkan semangat team.
Sok-sokAn membantu Ketua Team untuk menjalankan strategi. 

Oke saya stan-by di tong 1, tong 2 di isi A, lini belakang di jaga C.  Atas  siap dengan pasukan 'bomber'..SERBUUUUUU.....!!!!
Dan deeeeeeeeeeeerrr.. derrr.... deeeeeeeeerrrrr........!!! Kami terus menyerang lawan di depan.
(Dalam benakku, Masyaallah...betapa bulat nian tekat para prajurit yg sesungguhnya)
"Tsayat Mati" itu berarti "Sudah Mati" saat itu juga.

Jujur aja, ada rasa ingin maju menyerang satu demi satu lawan di depan.
Tapi, karena feeling mengatakan "kalau saya maju asal-asalan itu sama aja bunuh diri".  Apalagi saya tahu posisi di tong 1 menuju tong di depan itu sangat empuk untuk jadi sasaran tembak.

Akhirnya (rada pasrah) saya berusaha dengan sangat berat (senjatanya berat euy untuk seukuran berat badan saya) saya bidikkan peluru ke posisi lawan yang terlihat. Dar der dar der sebenernya kalo peluru asli tuh orang udah tewas mengenaskan.  Hampir setengah isi senjata saya habis untuk memberondong 'nyawanya'.  Yang saya tahu belakangan (setelah lawan saya cerita), dia udah berkali-kali terkena tampikan peluru, tapi ga bisa dianggap 'gugur' karena peluru saya tidak pecah mengenai tubuhnya secara langsung.  Untung ya boossss.....heehhehehe... (maaapp juga, ternyata anda yang menjadi sasaran saya).

Detik berganti detik, saya tetap risau tentang gambaran buruk yang ada.  Kalau saya maju bisa saja saya dapat membuat lawan gugur, tapi besar kemungkinan juga saya yang gugur.  Udah google-nya (penutup kepala seperti helm yg melindungi bagian kepala sampai leher) burem, ditambah penglihatan saya yang sangat terganggu karena kacamata saya ikutan buram karena uap nafas sendiri (ooohhh ini tooo alasannya kenapa mereka-mereka yang mencaonkan diri sebagai aparatur negara itu tidak boleh pakai kacamata, alasannya karena ribet. Dan juga ga sangat membahayakan diri sendiri juga kawan-kawannya, siapa tahu salah tembak karena kawan dikira lawan). Okeee..

Lanjuuutt...
Ditengah keresahan saya, sambil istirahat dari rasa pegal karena beratnya senjata, saya koordinasikan tentang strategi kami yang ga maju-maju membuat gugur lawan.
"Komandan, bagaimana ini, kalau saya maju ke depan, 2 musuh di kanan dan kiri  akan sangat mulus menjadikan saya almarhum di medan ini.  Posisinya sangat jelas, Komandan.." (tsayat kena peluru gara-gara lihat ada yang nangis tadi, apalagi saya kurus)
Nah terus Komandan ambil keputusan, "Oke, saya yang maju ke sana. Tolong kalian berdua lindungi saya."
"SIAP KOMANDAN !!!"
Majulah beliau.
Dan BENAR.  Belum sampai tujuan, Komandan harus bergelar, 'ALMARHUM', kakinya jadi sasaran  cantik.
Oooouuwwww...... (campur aduk deh perasaan saya, ciyusss ga lebay)

Dengan perasaan yang semakin risau, saya terus fokus pada 1 tujuan, membuat 1 musuh saya out.
Ditengah-tengah semangat yang kembang kempis, eeeehhh apa mau dikata, saya dipaksa harus meninggalkan medan perang.  Saya sudah kehabisan peluru.
Oh NOOOOOO......!!!!!
But, OKE laaaaahhh....., "Suh (dalam hati bicara dengan musuh), kali ini kalian beruntung.  Beruntung karena nyali saya kacangan, beruntung karena saya salah posisi, beruntung karena peluru saya habis.  Suh, saya pamit.  Awas yaaaa...." (alhamdulillah, sampai akhirnya saya harus mengsayai kepayahan diri, saya tidak terkena peluru sedikit pun, walau hanya kecipratan kecil, ga keren lah pokoknya, cuma keingetan doang).

Dan di space area, saya sudah disambut sangat hangat oleh Komandan saya, beliau cerita ini itu, pengalaman di medan tempur yang sudah saya lihat sendiri.  (lagak sok perhatian, saya unjukkan muka iba).

"Say..... ayo sekarang bisa foto kan...??? Liat mukanya.....!!!" teriak sahabat saya yang sedari tadi stand-by dengan kamera, mengabadikan aksi team kami.
Jadi ada perasaan sangat malu yang timbul terus ke atas ga turun-turun.
Apa yang harus dibanggakan ya dengan nampangnya muka saya, setelah sekian lama tidak memberikan kontribusi jelas.  Malah saya nilai diri saya sangat tidak penting dalam team ini.  Mengecewakan lah pokoknya.  (merasa sangat malu dengan perjuangan para pahlawn--begini beratnya perang--)

1 jepret sudah cukup untuk mengabadikan kepayahan yang saya buat di hari itu.
Tidak ada 'KALAU SAJA', tidak juga 'ANDAIKATA'
Semua sudah SELESAI.
TIDAK BISA DIULANG.





1 Oktober 2013
Selamat mengingat Hari Kesaktian Pancasila
dan Kesaktian Menulis.

_che_
thx myblog