Bismilahirohmanirahim…
… Kamis 17 November 2011 pukul 15.00
untuk kesekian kalinya,
engkau bergelut lagi, berebut
satu titik nyawa, menahan sakit.
hingga pada akhirnya, mobil Ambulance mejemput paksa
engkau diam tak berdaya,
walau kutahu jiwamu meronta.
Waktu
terus berjalan dan takkan pernah berhenti.
Engkau
kembali terbaring, pasrah tak berdaya menerima semua tindakan medis.
Semua
engkau perjuangkan agar bisa tetap
bertahan.
Oksigen,
Selang Infus, Jarum Suntik, Obat-obatan,
Tranfusi
darah silih berganti menemani tubuh hangatmu,
Ibu, pemaisuri cantikmu,
selalu terjaga
Menemanimu dengan kasih, sayang, cinta… dan sabar, tanpa air
mata.
…bisikan Takbir tak putus diuntaikan,
berharap engkau mendengar dan senantiasa ingat
pada Sang Maha Kuasa, Allah SWT
penguasa segala alam,
pemberi cobaan ini…
18, 19 November 2011,
Tidak ada yang berubah.
Masih terbaring diam tak berdaya di ruang ICU RS. Pusri
Palembang.
Sejenak kadang engkau teringat
dan bergumam memanggil anak-anak yang jauh diperantauan,
lalu… dengan lirih, engkau utarakan pada ibu…
20 November 2011,
pukul 02.00 dinihari,
Ibu begitu panik,
Kondisi tidak lagi seperti tadi, seperti kemarin, seperti
tempo hari
semua mencapai klimaksnya.
… ibu mengabarkan
berita pada anak-anak di seberang
tak terbayangkan bagaimana Ibu menghadapi ini
dengan bisikan doa dari anak-anak yang jauh dari rengkuhan,
ibu sabar, ikhlas, tegar
17.30 WIB (RS Pusri)…
Sang
Maha Kuasa Allah SWT telah mengambil hak-Nya dengan cara-Nya.
Haru
biru… tangis menyeruak, air mata tak terbendung
semua
tumpah, merelakan kepergianmu,
meninggalkan
sejuta tapak dan torehan di dunia fana…
Selamat
jalan Bapak, do’a kami selalu menyertaimu
with my uncle